HIROSHIMA, Jul 03 (News On Japan) - Seorang pria yang dituduh membunuh seorang mahasiswa dengan menyuntikkan alkohol di kamar hotel di Prefektur Hiroshima untuk mengklaim secara curang lebih dari 600 juta yen dalam asuransi jiwa telah dijatuhi hukuman 30 tahun penjara. Jaksa berpendapat bahwa pria tersebut menyamar sebagai korban untuk menerima uang asuransi.
Kamar Hotel Terpencil: Berpura-pura Mati
Insiden yang dijuluki "pembunuhan penipuan asuransi" terjadi di Kota Hatsukaichi, Prefektur Hiroshima. Tokoh utama yang terlibat adalah korban, Kaito Ando, seorang mahasiswa laki-laki berusia 21 tahun; terdakwa, Daisuke Namba, sekarang berusia 33 tahun; dan "saudara" Namba.
Kejahatan tersebut terjadi pada November 2021. Tepat setelah tengah malam, panggilan dibuat ke layanan darurat dari hotel tersebut.
Panggilan Darurat: "Ada kelabang di kamar, dan seseorang dalam kondisi serius."
Menurut klaim jaksa, ketika paramedis tiba, mereka menemukan dua pria di kamar tersebut: satu dalam kondisi henti jantung dan yang lainnya yang membuat panggilan. Penelepon mengidentifikasi dirinya sebagai "saudara Daisuke Namba" dan menunjukkan kartu asuransi kesehatan miliknya dan Namba.
Setelah membawa pasien ke rumah sakit, rumah sakit menghubungi keluarga Namba, yang mengungkapkan sebuah fakta mengejutkan: yang meninggal bukanlah Namba. Ibu Namba memberikan kesaksian ini.
Kesaksian Ibu: "Saya langsung menyadari bahwa korban bukan Daisuke."
Yang meninggal sebenarnya adalah Ando dari Prefektur Aichi, dan pria yang mengaku sebagai saudara Namba sebenarnya adalah Namba sendiri, yang berusaha merekayasa kematiannya sendiri.
Polis Asuransi Lebih dari 600 Juta Yen
Namba telah mengambil polis asuransi jiwa untuk dirinya sendiri senilai hingga 630 juta yen.
Jaksa: "Terdakwa mengambil polis asuransi besar dengan saudaranya sebagai penerima, membunuh korban, menyamar sebagai dirinya sendiri, dan bermaksud mengumpulkan uang asuransi."
Ando, yang tidak minum alkohol, ditemukan telah mengonsumsi sejumlah besar pil tidur dan alkohol. Dipercaya bahwa saat dia tidak sadarkan diri, vodka berkadar 96 derajat disuntikkan ke dalam tubuhnya. Penyebab kematiannya adalah ensefalopati hipoksia akibat sesak napas, yang tidak terkait dengan gigitan kelabang. Pembayaran asuransi akan meningkat dari 550 juta menjadi 630 juta yen jika kematian disebabkan oleh gigitan kelabang, mendorong upaya untuk merekayasa penyebab kematian.
Dua puluh hari sebelum insiden ini, Namba mencoba menggunakan tawon untuk penipuan asuransi serupa namun gagal.
Putusan Pengadilan tentang "Rencana Ceroboh"
Namba dan Ando bertemu melalui ajakan beragama. Tidak lama setelah itu, Namba mulai mencari istilah seperti "pertukaran identitas," "asuransi jiwa," "autopsi," "pil tidur," "pembunuhan ganda," "tidak terdeteksi," "tawon," "kematian," "pembayaran asuransi," "alkohol," dan "dosis mematikan."
Tidak ada bukti bahwa Namba mengalami kesulitan keuangan. Motifnya tetap tidak jelas bahkan selama persidangan.
Pada tanggal 2 Juli, Pengadilan Distrik Hiroshima memutuskan: "Mempertimbangkan niat kuat untuk membunuh, kasus ini tidak sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan hukuman seumur hidup. Namun, mengingat potensi yang tidak realistis untuk benar-benar menerima uang asuransi karena rencana yang ceroboh, hukuman seumur hidup tidaklah pantas."
Pengadilan menjatuhkan hukuman 30 tahun, sesuai permintaan jaksa.
Source: ANN
