TOKYO, Feb 10 (News On Japan) - Turis asing menghabiskan rekor 8,1 triliun yen di Jepang tahun lalu, jumlah yang setara dengan biaya membangun 203 menara Tokyo Skytree. Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Jepang dari seluruh dunia, banyak yang penasaran dengan bagaimana uang ini dibelanjakan dan latar belakang keuangan para wisatawan tersebut.
Sebuah survei yang dilakukan di distrik Shibuya, Tokyo, mengungkap wawasan menarik tentang pengeluaran wisatawan. Salah satunya adalah keluarga dari Australia yang melakukan perjalanan tiga minggu, mengunjungi Kyoto dan mencoba bermain ski. Anggaran mereka untuk perjalanan lima anggota keluarga adalah 1,92 juta yen. Sang ayah, yang bekerja di bidang penelitian, mengungkapkan pendapatan tahunan sebesar 25 juta yen.
Di depan sebuah restoran beef bowl populer, seorang pria dari Austria menunggu dalam antrean dengan antusias untuk berfoto dengan papan nama restoran tersebut, mengatakan bahwa tempat seperti itu jarang ada di negaranya. Ia dan saudaranya, yang masing-masing bekerja di industri farmasi dan otomotif, memiliki pendapatan tahunan sebesar 11 juta yen dan 4,7 juta yen. Tujuan utama mereka di Jepang adalah berbelanja di toko fesyen mewah yang tidak tersedia di Austria, menghabiskan 66.000 yen untuk barang yang diincar dengan harga jauh lebih murah dibandingkan di Eropa.
Wisatawan lain, seorang desainer fesyen dari Australia dengan pendapatan tahunan 7,6 juta yen, mengungkapkan kekagumannya terhadap budaya fesyen Jepang yang berani. Ia mengalokasikan 500.000 yen untuk perjalanannya, membeli barang-barang mewah bekas. Ia mencatat bahwa meskipun beberapa barang di Jepang mahal, banyak yang lebih terjangkau dibandingkan di Australia, termasuk makanan dan alkohol. Bahkan makanan di McDonald's lebih murah, dengan dua paket makanan seharga satu paket di Australia.
Sepasang suami istri dari Singapura, dengan pendapatan tahunan gabungan sekitar 14 juta yen, kembali ke Jepang untuk kedua kalinya. Kunjungan pertama mereka termasuk mencoba kimono tradisional, sementara kali ini mereka pergi jauh ke Kumamoto untuk berfoto dengan maskot terkenal kota tersebut.
Di Akihabara, seorang guru sekolah menengah dari Kuwait dengan pendapatan sekitar 5 juta yen per tahun menghabiskan sebagian dari tabungan tahunannya untuk perjalanan ini. Ia menekankan bahwa sebagai pelancong lajang, ia lebih mudah mengalokasikan dana untuk perjalanan. Pembeliannya termasuk aksesori game, tetapi fokus utamanya adalah pengalaman seperti mengunjungi Hakone, menikmati pemandian air panasnya, dan mencicipi telur hitam khas daerah tersebut.
Di antara wisatawan yang disurvei, sebuah keluarga kaya raya dari Jakarta menarik perhatian. Grup yang terdiri dari enam orang ini merencanakan perjalanan dua minggu melintasi Jepang dengan anggaran lebih dari 15 juta yen. Ketika ditanya tentang pekerjaan mereka, mereka mengungkapkan bahwa mereka menjalankan bisnis restoran tetapi menolak untuk menyebutkan pendapatan tahunan mereka.
Survei terhadap 80 wisatawan asing menemukan bahwa anggaran perjalanan rata-rata adalah 1,08 juta yen per pengunjung. Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan internasional yang mencari pengalaman unik di Jepang, pengeluaran semakin bergeser dari sekadar berwisata ke belanja barang mewah dan aktivitas budaya.
Source: TBS