TOKYO, Apr 07 (News On Japan) - Jalan tol KK Line yang melintasi distrik Ginza di Tokyo secara resmi ditutup pada Sabtu malam, sebagai bagian dari rencana besar untuk mengubah kawasan tersebut menjadi ruang publik yang berfokus pada pejalan kaki.
Penutupan ini dilakukan sebagai tanggapan atas penutupan jangka panjang jalur Yaesu di Jalan Tol Metropolitan, yang akan ditutup selama sepuluh tahun untuk memfasilitasi pemindahan bagian Nihonbashi ke bawah tanah.
Akibatnya, Jalan Tol Tokyo—yang secara umum dikenal sebagai KK Line—yang melintasi kawasan Ginza telah dihapuskan. Lokasi ini direncanakan akan dikembangkan kembali menjadi ruang publik yang memprioritaskan pejalan kaki.
KK Line, yang secara resmi dikenal sebagai Jalan Tol Tokyo, dibangun pada periode pascaperang sebagai bagian dari perkembangan kota yang pesat di Jepang. Berbeda dengan jalan tol lain yang dikelola oleh Perusahaan Jalan Tol Metropolitan, KK Line didanai dan dioperasikan secara swasta, dibangun oleh sekelompok investor swasta dengan tujuan merangsang aktivitas komersial di daerah Ginza dan Shimbashi. Jalan layang ini melingkari pusat Tokyo, terutama melayani distrik Ginza dan Kyobashi, dan dikenal karena kedekatannya dengan kawasan perbelanjaan dan bisnis kelas atas.
Mulai dibuka secara bertahap sejak akhir tahun 1950-an, KK Line terkenal karena tidak memungut tol, dengan biaya operasional dan pemeliharaannya ditopang oleh pendapatan sewa dari fasilitas komersial yang berada di bawah struktur jalan layang tersebut. Penyewa ini termasuk toko, restoran, dan kantor, yang memberi jalan tol ini karakter unik dibandingkan dengan jalur lain di kota. Meskipun tidak pernah menjadi jalur utama dari segi volume lalu lintas, KK Line memainkan peran simbolis dan fungsional dalam modernisasi dan kebangkitan komersial Tokyo pascaperang.
Namun seiring waktu, struktur jalan layang ini mulai dianggap sebagai hambatan bagi estetika kota dan akses pejalan kaki. Seruan untuk pembongkarannya semakin keras seiring dengan inisiatif pembangunan kembali yang lebih luas di pusat Tokyo, khususnya di sekitar Nihonbashi dan Ginza, di mana para perencana kota memprioritaskan ruang terbuka yang dapat dilalui pejalan kaki. Penghapusan KK Line pada akhirnya sejalan dengan tujuan pembangunan kembali ini, mengubah infrastruktur yang dulu berorientasi pada kendaraan menjadi ruang yang dirancang untuk penggunaan publik dan aktivitas pejalan kaki.
Source: FNN