TOKYO, Jun 30 (News On Japan) - Saat lampu neon terus bersinar hingga larut malam di distrik Kabukicho, Tokyo, perubahan mencolok terlihat ketika banyak papan iklan klub host ditutupi sebagian dengan selotip atau kertas putih setelah diberlakukannya peraturan periklanan yang lebih ketat pada tengah malam 28 Juni.
Pada 27 Juni, lebih banyak papan iklan terlihat diubah secara tergesa-gesa. Pemeriksaan lebih dekat menunjukkan bahwa frasa seperti "No.1 dalam Penjualan" atau "Pendapatan Lebih dari 100 Juta Yen" telah ditutupi.
Host dari Heaven, Kurobi Yukito, berkomentar, "Itu adalah wajah Kabukicho, simbol. Sedih melihatnya hilang."
Penindakan ini berakar dari kekhawatiran terhadap taktik "penjualan berbasis asmara", di mana host memanfaatkan perasaan pelanggan untuk mendorong pembelian makanan dan minuman mahal. Telah dilaporkan adanya kasus penipuan di mana host memaksa klien menyerahkan sejumlah besar uang—menjadi perhatian sosial yang meluas.
Revisi Undang-Undang Usaha Hiburan yang mulai berlaku pada 28 Juni memperkenalkan aturan yang lebih ketat untuk klub host, termasuk dalam isi iklan.
Apa saja yang sebenarnya dilarang?
Iklan yang sebelumnya terlihat di Kabukicho menampilkan slogan seperti "Penjualan Seumur Hidup Melebihi 1 Miliar Yen," "Jumlah Pemesanan Terbanyak," dan kalimat provokatif seperti "Tenggelam dalam Cinta Pertama Anda." Kata-kata seperti "Juara," "PENANG," dan gelar seperti "Ketua Dewan" atau "Manajer Umum" juga umum digunakan untuk menunjukkan prestise—namun kini masuk dalam objek regulasi.
Menurut pedoman yang dikeluarkan oleh Badan Kepolisian Nasional, bahasa promosi yang menekankan peringkat atau pendapatan dianggap mendorong pengeluaran berlebihan dan menciptakan suasana yang dapat memicu perilaku ilegal, dan karena itu dilarang.
Dalam satu kasus, papan iklan bertuliskan "CEO / Lebih dari 11 Juta Yen" cepat-cepat dicat merah, menunjukkan upaya terakhir untuk mematuhi aturan.
Beberapa host menyuarakan kekecewaan. Seorang mengatakan, "Sulit... Sulit menjaga motivasi klien perempuan tanpa menunjukkan hasil seperti ‘Saya yang membayar sebagian besar dari 100.000 yen yang dia hasilkan.’ Rasanya tidak enak."
Yang lain, host Heaven Kanesaki Katsutoshi, lebih santai: "Melihat papan itu memang memberi motivasi, tapi tidak terlalu penting."
Kurobi Yukito dari Heaven menambahkan, "Keterampilan berbicara dan pelayanan yang baik adalah hal utama. Asmara bukan segalanya, jadi mungkin tak masalah jika aturannya diperketat."
Sasaki Chiwawa, seorang penulis yang memahami industri host, menunjukkan bahwa revisi hukum ini bisa secara signifikan mengubah lanskap bisnis.
"Kabukicho sedang benar-benar kacau sekarang," kata Sasaki. "Penjualan bisa turun drastis. Mereka harus menemukan cara baru agar klien tetap mendukung dan mau mengeluarkan uang."
Selain iklan, revisi hukum juga melarang praktik koersif, seperti memaksa klien perempuan membayar dengan mendorong mereka ke prostitusi atau pekerjaan di industri seks. Pelanggar dapat dikenai hukuman penjara hingga enam bulan atau denda hingga 1 juta yen.
Source: FNN