OSAKA, Oct 01 (News On Japan) - Osaka pada 30 September memutuskan untuk menghentikan sementara permohonan baru untuk apa yang disebut minpaku zona khusus, kategori penginapan pribadi yang telah menimbulkan peningkatan tajam dalam perselisihan dengan penduduk setempat.
Wali Kota Hideyuki Yokoyama mengumumkan keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa kota akan menangguhkan pendaftaran baru untuk sementara waktu, mencerminkan meningkatnya kekhawatiran atas kebisingan, sampah, dan gangguan lain yang disebabkan oleh tamu. Lebih dari 90 persen minpaku zona khusus di Jepang terkonsentrasi di Osaka, yang memperkenalkan sistem ini sembilan tahun lalu untuk menampung lonjakan pengunjung asing.
Keluhan dari tetangga meningkat tajam, mencapai 399 kasus pada tahun fiskal lalu—lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya—dengan masalah mulai dari minum larut malam di depan rumah hingga sampah meluap dan kekhawatiran keselamatan kebakaran. "Bising ketika dua atau tiga orang berkumpul di luar untuk minum," kata seorang penduduk. Penduduk lain mengingat tempat sampah yang begitu penuh hingga sampah berserakan, sementara yang lain menyuarakan ketakutan akan bahaya kebakaran.
Ketidakpuasan ini telah meluas di luar Kota Osaka. Pada bulan Agustus, Neyagawa menyatakan akan menarik diri dari sistem tersebut, diikuti oleh tujuh kota dan daerah lain, termasuk Izumiotsu, yang menyampaikan niat serupa.
Sebagai tanggapan, Osaka membentuk satuan tugas pada bulan Juli untuk mempelajari langkah-langkah penanggulangan. Dalam pertemuan pada 30 September, kota mengonfirmasi akan menghentikan pendaftaran baru sambil memastikan pemberitahuan yang cukup bagi operator. Kota juga berencana memperkuat pengawasan dan bimbingan terhadap operator, membentuk tim penegakan khusus, menyelidiki semua minpaku dalam batas kota, dan menyiapkan manual untuk menghukum pelanggaran.
"Mengakui minpaku sebagai sebuah sistem telah membawa banyak pengunjung ke Osaka, menghasilkan pendapatan pajak dan manfaat ekonomi," kata Yokoyama. "Namun kecemasan dan kekhawatiran warga sangat besar. Jika keadaan terus berlanjut, ada risiko sistem ini sendiri mungkin tidak akan bertahan. Kita perlu berhenti sejenak, membangun kerangka kerja yang lebih kuat, dan menetapkan standar yang sehat."
Kota ini juga berniat untuk berkonsultasi dengan pemerintah pusat mengenai revisi sistem sehingga pemerintah daerah dapat memberlakukan peraturan yang lebih ketat.
Source: YOMIURI