News On Japan

Pelecehan Tanpa Sentuhan: Pria Ditangkap karena Menghirup Rambut Siswi SMA di Kereta

KYOTO, Nov 25 (News On Japan) - Pelecehan tanpa sentuhan, bentuk perilaku tidak senonoh yang tidak melibatkan kontak fisik, semakin mendapat perhatian di Jepang. Bulan lalu, Kepolisian Prefektur Kyoto menangkap seorang pria karena terus-menerus menghirup rambut seorang wanita.

Penangkapan tersebut berasal dari insiden di kereta Kintetsu, di mana seorang pria berusia 48 tahun mengikuti seorang siswi SMA, berdiri sangat dekat di belakangnya, dan berulang kali menghirup rambutnya. Pria tersebut diidentifikasi melalui rekaman keamanan setelah laporan anonim kepada polisi yang melaporkan tindakannya yang mencurigakan. Meskipun awalnya hanya diberi peringatan, pelanggaran yang terus berulang akhirnya menyebabkan penangkapannya. Pengadilan kemudian mendendanya sebesar 400.000 yen melalui dakwaan ringkas.

Dalam wawancara, pria tersebut mengungkapkan motifnya, menyatakan, “Bau itu lebih menggairahkan saya daripada kontak fisik.” Dia mengakui bahwa dia tidak menganggap tindakannya sebagai kejahatan dan berpikir tidak akan tertangkap. Merenungkan perilakunya, dia menyatakan penyesalan, mengatakan, “Saya menyesal atas apa yang saya lakukan.”

Pelecehan tanpa sentuhan dapat mencakup tindakan seperti meniupkan udara ke leher atau telinga korban, menghirup rambut mereka, menatap dengan intens, atau mengirim gambar tidak pantas melalui fitur berbagi data ponsel seperti AirDrop. Bahkan duduk terlalu dekat dengan seseorang di transportasi umum atau berbisik kata-kata cabul dapat termasuk dalam kategori ini. Meskipun tanpa kontak fisik, tindakan ini menyebabkan korban mengalami tekanan dan ketidaknyamanan yang signifikan.

Survei terbaru yang menargetkan mahasiswa menemukan bahwa satu dari lima wanita pernah mengalami pelecehan tanpa sentuhan. Namun, mengenali dan melaporkan perilaku semacam itu tetap menjadi tantangan. Tanpa bukti fisik yang jelas, korban sering ragu untuk maju karena takut dihakimi atau tidak dipercaya.

Para ahli menekankan pentingnya tetap waspada, terutama di tempat ramai seperti kereta. Langkah pencegahan termasuk mengamati perilaku mencurigakan dan melakukan kontak mata dengan pelaku potensial, yang dapat mencegah tindakan lebih lanjut. Otoritas juga merekomendasikan pengumpulan bukti secara diam-diam, seperti merekam video, untuk memperkuat klaim.

Pendukung korban berpendapat bahwa meningkatkan kesadaran publik tentang pelecehan tanpa sentuhan sangat penting. Mereka mendesak masyarakat untuk melihatnya sebagai kejahatan serius, menekankan bahwa sifatnya yang tidak fisik tidak boleh meremehkan beratnya pelanggaran tersebut. Memperluas pemasangan kamera pengawas dan mendorong korban untuk melaporkan insiden juga merupakan langkah kunci untuk mengatasi masalah yang semakin berkembang ini.

Meskipun penangkapan pria tersebut mengungkap masalah tersembunyi ini, banyak kasus tetap tidak dilaporkan karena kesulitan mengumpulkan bukti. Pejabat penegak hukum mengakui hambatan dalam menuntut kasus semacam itu, menekankan perlunya upaya institusional dan sosial untuk menangani pelecehan tanpa sentuhan secara efektif.

Source: KTV NEWS

News On Japan
MEDIA CHANNELS
         

Image of Chiba Merayakan Kedewasaan Bersama Mickey di Tokyo DisneySea

Chiba Merayakan Kedewasaan Bersama Mickey di Tokyo DisneySea

Kota Urayasu di Prefektur Chiba mengadakan acara "Perayaan Usia 20 Tahun" di Tokyo DisneySea pada 13 Januari, menandai peralihan menuju kedewasaan bagi warga setempat.

Image of Pemuda Baru Dewasa di Kyoto Tunjukkan Keahlian Memanah

Pemuda Baru Dewasa di Kyoto Tunjukkan Keahlian Memanah

Di Sanjusangendo, Kyoto, para pemuda berusia 20 tahun yang baru diakui sebagai orang dewasa berkumpul untuk memamerkan keahlian memanah mereka dalam acara tahunan "Toshiya".

Image of Filipino 'Jepang Tanpa Kewarganegaraan' Menghadapi Krisis Penuaan 80 Tahun Setelah Perang

Filipino 'Jepang Tanpa Kewarganegaraan' Menghadapi Krisis Penuaan 80 Tahun Setelah Perang

Tahun ini menandai 80 tahun sejak berakhirnya Perang Dunia II, namun beberapa individu di Filipina, yang terpisah dari orang tua Jepang mereka selama perang, terus hidup sebagai warga negara "tanpa kewarganegaraan". Sebuah investigasi menyoroti kehidupan keturunan Jepang ini.

Image of Baby Boomer Memasuki Usia Lanjut, Krisis Perawatan Mengancam

Baby Boomer Memasuki Usia Lanjut, Krisis Perawatan Mengancam

Pada tahun 2025, seluruh anggota generasi baby boomer pascaperang akan mencapai usia 75 tahun ke atas, memasuki kategori lanjut usia tahap akhir. Lonjakan mendadak jumlah orang yang membutuhkan perawatan telah menimbulkan kekhawatiran akan apa yang disebut sebagai "Masalah 2025," yang menimbulkan tantangan serius bagi layanan perawatan.