NAGOYA, Feb 02 (News On Japan) - Sebuah koalisi dari lima kota di tiga prefektur, di mana metode penangkapan ikan tradisional seperti penangkapan ikan dengan burung kormoran (ukai) dan penyelaman bebas wanita (ama) masih dipraktikkan, telah membentuk dewan untuk mengajukan pendaftaran bersama sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Dewan ini secara resmi didirikan pada 1 Februari.
Inisiatif ini melibatkan Kota Gifu dan Kota Seki, yang dikenal dengan penangkapan ikan ukai, serta Kota Toba dan Kota Shima, di mana penyelaman ama masih berlanjut, bersama dengan Kota Wajima di Prefektur Ishikawa.
Pada pagi hari 1 Februari, para wali kota dari lima kota tersebut berkumpul di Balai Kota Gifu untuk mengadakan pertemuan pendirian Dewan Promosi Pendaftaran UNESCO.
Wali Kota Gifu, Masanao Shibahashi, yang ditunjuk sebagai ketua dewan, menekankan pentingnya inisiatif ini, dengan mengatakan, "Ini adalah kesempatan berharga untuk membagikan warisan yang telah diteruskan dari leluhur kita kepada dunia."
Namun, penyelaman ama menghadapi tantangan besar. Di Kota Wajima, gempa bumi pada Januari 2024 menyebabkan tanah longsor yang merusak ladang rumput laut, mempengaruhi ekosistem. Sementara itu, di Kota Toba, kurangnya penerus mengancam kelangsungan praktik ini.
Dewan ini bertujuan untuk bekerja sama dalam mengamankan status Warisan Budaya Takbenda UNESCO guna memastikan pelestarian dan kelangsungan praktik penangkapan ikan tradisional ini bagi generasi mendatang.
Source: 東海テレビ NEWS ONE