TOKYO, Jul 08 (News On Japan) - Minuman musim panas khas Jepang, Ramune, mengalami lonjakan popularitas di luar negeri. Namun, kekurangan botol menghambat produksi, meninggalkan produsen dalam situasi yang sulit.
Ramune, minuman berkarbonasi dengan sejarah lebih dari 170 tahun di Jepang, adalah favorit musim panas bagi banyak orang. Biasanya dinikmati di festival dan acara olahraga, sekarang telah menjadi sensasi global, dengan mayoritas produksi ditujukan untuk pasar internasional.
Kimura Hideto, Presiden Asosiasi Ramune Nasional, mengawasi perusahaan di mana 90% Ramune yang diproduksi untuk ekspor. Daya tarik Ramune di luar negeri dapat dikaitkan dengan hubungan budayanya yang unik.
"Di Asia Tenggara, di mana cuaca panas sepanjang tahun, Ramune terjual secara konsisten sepanjang tahun. Di Eropa dan Amerika, populer selama pesta Natal dan Tahun Baru, terutama di kalangan mereka yang tidak minum alkohol," jelas Kimura. "Tidak seperti di Jepang, di mana ini terutama minuman musim panas, sekarang ada permintaan sepanjang tahun secara global."
Kenaikan kasih sayang global untuk "Ramune Jepang" dapat ditelusuri kembali ke tonggak sejarah yang signifikan.
Kekurangan Botol yang Parah Menghambat Produksi
Permintaan Ramune di luar negeri melonjak setelah "Washoku" (masakan tradisional Jepang) diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2013, membawa perhatian pada minuman Jepang. Minat global yang baru ini, ditambah dengan dampak pandemi COVID-19, yang menyebabkan penurunan acara domestik seperti festival dan hari olahraga, mendorong produsen untuk fokus pada pasar internasional. Produksi untuk ekspor telah meningkat tiga kali lipat dibandingkan satu dekade lalu. Namun, tantangan tetap ada.
"Kekurangan botol kaca adalah hambatan bagi kami," kata Kimura. "Kami tidak bisa mengikuti produksi."
Kekurangan botol kaca domestik telah mencapai tingkat kritis, diperparah oleh pandemi, yang menyebabkan beberapa produsen botol menghentikan produksi dan menyebabkan penurunan daur ulang botol karena peningkatan ekspor. Meskipun beberapa Ramune sekarang dikemas dalam botol PET, ini bukan pilihan yang disukai.
"Dengan botol kaca, suara gemerincing marmer menarik, tetapi dengan botol PET, itu tidak sama. Karbonasi juga cepat hilang, mengakibatkan umur simpan yang lebih pendek, membuat mereka kurang populer di luar negeri," catat Kimura.
Terlepas dari kekurangan botol yang sedang berlangsung, Kimura tetap optimis tentang masa depan "Ramune Jepang."
"Kami bekerja dengan produsen botol kaca untuk meningkatkan kapasitas produksi. Pada tahun 2030, kami bertujuan untuk menggandakan output kami. Pasar masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh," katanya.
Source: ANN