News On Japan

Shibuya Melihat Kembalinya 'Jibutarian'

TOKYO, Oct 24 (News On Japan) - Shibuya, yang sejak lama dikenal sebagai pusat kehidupan muda di Tokyo, sedang mengalami perubahan signifikan akibat pembangunan perkotaan yang cepat. Dengan masuknya turis asing dan meningkatnya kepadatan di ruang publik, kaum muda menemukan semakin sedikit tempat untuk berkumpul dan bersantai.

Kafe-kafe penuh sesak, sering kali dengan antrian panjang, dan ruang publik kota, seperti taman dan bangku, diubah untuk mencegah orang-orang duduk berlama-lama. Hal ini menyebabkan munculnya kembali "Jibutarian," istilah yang digunakan untuk menggambarkan kaum muda yang duduk di tanah di ruang publik, mengingatkan pada pemandangan serupa dari tahun 1990-an. Saat Shibuya menjadi kurang ramah bagi kaum muda, perubahan ini menimbulkan pertanyaan tentang masa depan suasana sosial kota ini.

Salah satu perubahan paling mencolok adalah transformasi area tempat duduk umum. Bangku-bangku didesain ulang untuk mencegah orang duduk terlalu lama, dan jumlahnya semakin berkurang. Pergeseran ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengurangi jumlah kaum muda yang berkeliaran di ruang publik, yang dianggap sebagai langkah untuk meningkatkan keamanan publik. Pada tahun 1990-an, subkultur pemuda seperti "Chimā" dan "Kogyaru" menonjol di Shibuya, dan kehadiran mereka di jalan sering kali dikritik. Saat ini, kekhawatiran serupa muncul kembali ketika kota mengubah lanskapnya untuk menjauhkan kaum muda dari pusat komersialnya, memaksa mereka mencari area yang kurang mencolok seperti Taman Miyashita.

Sementara itu, Shibuya berkembang menjadi distrik bisnis, didorong oleh proyek-proyek pembangunan berskala besar. Fasilitas campuran baru, seperti Shibuya Axsh yang baru dibuka, menggabungkan ruang komersial dengan gedung perkantoran. Ini menandai perubahan signifikan dari identitas Shibuya yang dulu berorientasi pada kaum muda menjadi pusat bisnis yang menarik perusahaan dan profesional. Selama dekade terakhir, beberapa gedung perkantoran baru telah dibangun di sekitar Stasiun Shibuya, semakin memperkuat perannya sebagai distrik bisnis utama di Tokyo. Banyak yang sekarang melihat Shibuya sebagai tempat di mana pekerjaan dan rekreasi hidup berdampingan, meningkatkan daya tariknya bagi bisnis.

Namun, seiring kota menjadi lebih nyaman dan terkomersialisasi, ada kekhawatiran bahwa ia mungkin kehilangan energi muda yang dulu mendefinisikannya. Pengusiran bertahap kaum muda dari area pusat Shibuya menimbulkan pertanyaan tentang identitas masa depan kota ini. Beberapa khawatir bahwa Shibuya bisa menjadi dikenal hanya sebagai distrik bisnis, kehilangan keaktifan dan makna budaya yang dulu dimilikinya bagi generasi muda. Pembangunan yang terus berlangsung ini tidak hanya mengubah struktur fisik kota, tetapi juga jalinan sosialnya, mendorong refleksi tentang jenis komunitas seperti apa yang harus diaspirasikan oleh Shibuya di masa depan.

Source: ANN

News On Japan
MEDIA CHANNELS
         

Image of Polisi Kawal Bebek Menyeberang Jalan Sibuk di Hokkaido

Polisi Kawal Bebek Menyeberang Jalan Sibuk di Hokkaido

Seekor induk bebek dan delapan anaknya berhasil dibantu menyeberang jalan sibuk di Obihiro, Hokkaido pada hari Kamis berkat respons cepat dari polisi setempat.

Image of Mengapa Jumlah Migran Tiongkok di Osaka Meningkat dengan Cepat

Mengapa Jumlah Migran Tiongkok di Osaka Meningkat dengan Cepat

Dengan ekonomi Tiongkok yang terus mengalami penurunan berkepanjangan dan tekanan dari tarif Amerika Serikat yang dimulai sejak era Trump, semakin banyak warga Tiongkok berusaha meninggalkan negara mereka. Di antara berbagai tujuan, Jepang—khususnya Osaka—mengalami lonjakan jumlah imigran Tiongkok. Apa yang menjadi penyebab di balik tren ini?

Image of Terpidana Mati Jepang Meninggal karena Usia Tua

Terpidana Mati Jepang Meninggal karena Usia Tua

Kazuhiko Matsumoto, pria berusia 70 tahun yang dijatuhi hukuman mati karena membunuh dua pria di Filipina demi uang asuransi, meninggal dunia karena penyebab alami.

Image of Reformasi Penjara Jepang Beralih dari Disiplin Keras ke Rehabilitasi Narapidana

Reformasi Penjara Jepang Beralih dari Disiplin Keras ke Rehabilitasi Narapidana

Sistem penjara Jepang sedang mengalami perubahan besar seiring persiapan untuk memperkenalkan "hukuman penahanan," beralih dari kerja paksa tradisional yang menekankan hukuman menuju fokus baru pada rehabilitasi.