MOSCOW, Oct 30 (News On Japan) - Sejak invasi ke Ukraina dan gelombang keluarnya bisnis asing dari Rusia, produk yang meniru impor Jepang muncul dalam jumlah yang lebih banyak di seluruh negeri.
Di sebuah supermarket di Moskow, kaleng bir dengan label bertuliskan "EBOSHI" dengan huruf besar berjajar di rak. Di bawah ilustrasi samurai yang mengenakan kabuto dan baju zirah, label produk tersebut menyatakan dalam bahasa Inggris "Bir Bergaya Jepang" dan dalam bahasa Jepang, "Resep Pertama." Desainnya sangat mirip dengan merek bir Jepang yang populer.
Produk dengan merek bergaya Jepang tidak hanya terbatas pada minuman. Deterjen pencuci dengan karakter kanji untuk "kemurnian" dan oli mesin bermerek "Koyama" juga mengisi rak-rak. Namun, kemasan dan deskripsinya sering kali menampilkan teks bahasa Jepang yang agak canggung.
Mengapa begitu banyak barang yang menyerupai Jepang muncul di toko-toko Rusia? Hattori, seorang profesor dari Universitas Hokkaido, mengomentari tren ini: "Di tengah sanksi internasional dan keterbatasan pilihan konsumen, banyak orang Rusia menganggap produk Jepang lebih unggul. Mengadopsi citra merek Jepang tampaknya mencerminkan kualitas tinggi."
Meski terjadi penurunan impor dari Jepang, "merek Jepang" tetap sangat populer, melampaui produk makanan dan kebutuhan rumah tangga.
Di salah satu toko dengan papan nama bertuliskan "YAMAGUCHI," berbagai kursi pijat kelas atas dipasarkan, dengan staf toko mengklaim bahwa kursi tersebut dibuat di Jepang. Interior toko bahkan dilengkapi dengan boneka Jepang, seolah-olah untuk menegaskan estetika Jepang.
Sebuah toko pakaian bernama "Just Close," yang sebelumnya menampung merek pakaian besar Jepang sebelum invasi ke Ukraina, kini memiliki logo dan desain interior yang sangat mirip dengan pendahulunya.
Hattori menambahkan, "Meskipun perang masih berlangsung, pemerintahan Putin berupaya mempertahankan narasi bahwa kehidupan sehari-hari warga biasa tetap tidak terpengaruh. Citra merek ini mungkin berkontribusi untuk mempertahankan mitos tersebut."
Source: ANN