News On Japan

Demensia Menjadi Penyebab Kematian Utama di Jepang

TOKYO, Mar 25 (News On Japan) - Dalam temuan yang mengejutkan dari salah satu negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia, demensia telah melampaui semua penyebab kematian lainnya di Jepang.

Sebuah studi oleh para peneliti dari Universitas Keio dan Universitas Washington mengungkapkan bahwa demensia menjadi penyebab utama kematian di Jepang per tahun 2021. Tim peneliti menganalisis data tentang kondisi kesehatan penduduk Jepang selama 30 tahun terakhir.

Pada tahun 1990, demensia berada di peringkat keenam, namun kemajuan signifikan dalam dunia medis telah secara drastis mengurangi angka kematian akibat stroke dan penyakit jantung iskemik. Akibatnya, demensia kini menempati posisi teratas.

Tetapi, apa artinya meninggal karena demensia?

Studi ini mengklasifikasikan kematian yang disebabkan oleh komplikasi akibat perkembangan demensia—seperti pneumonia aspirasi, gagal jantung, dan kelemahan umum—sebagai kematian terkait demensia.

"Dengan demensia, seseorang bisa kehilangan kemampuan untuk menelan," kata Masaru Sasaki, ketua Asosiasi Pencegahan Demensia Jepang. "Ketika mereka tidak lagi bisa menelan dengan baik, makanan bisa masuk ke paru-paru alih-alih ke kerongkongan, menyebabkan pneumonia aspirasi dan akhirnya meninggal."

Pada tahun 2021, Jepang mencatat sekitar 135 kematian terkait demensia per 100.000 orang—melampaui angka 108 di Italia dan 60 di Amerika Serikat, menjadikannya yang tertinggi di dunia.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah demensia?

Sasaki menyebut beberapa langkah yang efektif: latihan otak, olahraga fisik, perbaikan pola makan, dan tidur berkualitas.

"Kondisi seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan gangguan lipid juga dikatakan meningkatkan risiko terkena demensia. Mencegah kondisi-kondisi ini sangat penting," ujar Sasaki.

Dalam sebuah acara pencegahan demensia, peserta terlihat melakukan latihan tangan dengan gerakan seperti batu-gunting-kertas. Salah satu latihan, yaitu bergantian mengepalkan tangan dan membuat bentuk gunting dengan tangan yang berbeda, terbukti lebih sulit dari yang dibayangkan. Menggabungkan tangan terbuka dengan bentuk gunting bahkan lebih sulit.

"Tangan dan jari adalah bagian tubuh yang paling banyak memberikan rangsangan ke otak," jelas Sasaki. "Menulis, mengetik, memainkan alat musik, bahkan berkebun—menggerakkan tangan sangat efektif untuk mencegah demensia."

Di kelas mahyong sehat yang populer, di mana orang menikmati permainan yang merangsang otak, banyak peserta membagikan rutinitas kesehatan mereka di luar permainan.

Seorang wanita berusia 88 tahun mengatakan bahwa ia baru-baru ini membeli alat olahraga untuk digunakan di rumah. "Saya tidak bisa berjalan jauh, jadi saya menggunakan mesin pijakan di rumah," katanya. "Saya juga mencoba permainan kata cepat, tapi tidak bisa mengingatnya dengan baik. Seperti ‘Nama mugi, nama gome, nama tamago’ dan ‘Tonari no kyaku wa yoku kaki kuu kyaku da.’ Saya juga sering latihan itu."

Wanita lain, berusia 79 tahun, mengatakan dia tetap aktif dengan berenang setiap hari. "Saya sangat sibuk sampai jarang berada di rumah. Setelah kelas ini, saya pergi ke sekolah renang dan berenang 500 meter atau bahkan satu kilometer. Lalu saya berjalan, berendam di pemandian, dan pulang," katanya.

Source: FNN

News On Japan
MEDIA CHANNELS
         

Image of Demensia Menjadi Penyebab Kematian Utama di Jepang

Demensia Menjadi Penyebab Kematian Utama di Jepang

Dalam temuan yang mengejutkan dari salah satu negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia, demensia telah melampaui semua penyebab kematian lainnya di Jepang.

Image of Seragam Polisi Jepang Diperbarui, Rok Dihapuskan

Seragam Polisi Jepang Diperbarui, Rok Dihapuskan

Seragam polisi di Jepang akan mengalami desain ulang besar untuk pertama kalinya dalam 31 tahun, dengan perubahan termasuk penghapusan rok bagi polisi wanita dan pengenalan kaus polo untuk menghadapi suhu yang semakin panas.

Image of Satu dari 24 Bayi di Jepang Lahir dari Orang Tua Asing, Upaya Dukungan Terus Berkembang

Satu dari 24 Bayi di Jepang Lahir dari Orang Tua Asing, Upaya Dukungan Terus Berkembang

Di Jepang, satu dari setiap 24 bayi lahir dari orang tua asing. Bagi banyak dari mereka, melahirkan dan membesarkan anak di negara yang asing bisa menjadi tantangan besar. Hambatan bahasa dan perbedaan budaya sering kali menyebabkan isolasi, yang terkadang berujung pada depresi sebelum atau setelah melahirkan.

Image of Jepang Perbarui Upaya untuk Status Warisan Budaya Takbenda UNESCO bagi Kaligrafi

Jepang Perbarui Upaya untuk Status Warisan Budaya Takbenda UNESCO bagi Kaligrafi

Jepang telah memperbarui upayanya agar kaligrafi diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO, setelah keputusan dari Dewan Urusan Kebudayaan. Jika disetujui, ini akan menjadi warisan budaya ke-24 yang terdaftar di Jepang.