TOKYO, Jul 01 (News On Japan) - Di dunia sake Jepang, merek-merek mewah dengan harga mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu yen semakin menonjol. Kekuatan pendorong di balik tren ini adalah startup yang dipimpin oleh individu dengan pengalaman di perusahaan IT (teknologi informasi). Orang luar ini menantang pasar sake kelas atas menggunakan pendekatan manufaktur fabless, yang berarti mereka tidak memiliki fasilitas produksi.
Di Shibuya Mark City di Tokyo, sebuah toko yang menawarkan sekitar 2.000 jenis sake saat ini menyoroti merek bernama Sake Hundred. Di antara lineup-nya, varietas "Hikari" dihargai sekitar 40.000 yen, sedangkan sake berkilau "Byakko" dihargai 30.000 yen. Produk-produk dengan harga tinggi ini jarang tersedia secara online, sehingga keberadaannya di toko fisik sangat dihargai oleh pelanggan, termasuk turis yang membelinya sebagai suvenir.
Startup di balik Sake Hundred adalah Clear, yang tidak memiliki fasilitas produksi. CEO Ikoma menjelaskan bahwa mereka mendelegasikan produksi sake kepada pabrik-pabrik mitra di seluruh Jepang. Peran Clear adalah merancang konsep dan rasa sake, yang kemudian diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut.
Di Kumamoto, manajer produksi Clear, Kawase, secara rutin mengunjungi pabrik-pabrik mitra untuk menyempurnakan rasa. Dengan berkolaborasi erat dengan pembuat sake, mereka bertujuan untuk menghasilkan sake yang lebih baik. Kawase menekankan bahwa proses mereka melibatkan konsultasi yang sering untuk memastikan kelayakan dan kualitas produk mereka.
Pendiri Clear, Komasa, memasuki industri sake setelah bekerja di IT dan memulai outlet media yang berfokus pada sake pada tahun 2014. Pada tahun 2018, ia meluncurkan merek Sake Hundred. Gairah Komasa terhadap sake dan frustrasinya dengan tantangan ekonomi industri tersebut membuatnya menciptakan merek yang menjembatani kesenjangan ini, memastikan bahwa daya tarik produk dan profitabilitas pabrik ditingkatkan.
Clear berkolaborasi dengan berbagai pabrik daripada memiliki satu untuk merangsang seluruh industri sake. Dengan menciptakan merek yang secara kolektif menguntungkan beberapa pabrik, mereka bertujuan untuk menghasilkan pendapatan yang substansial dan memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Meskipun Clear tidak mengungkapkan angka penjualan secara rinci, tujuan mereka adalah mencapai pendapatan 10 miliar yen dalam lima tahun. Meskipun konsumsi sake domestik menurun sejak puncaknya pada tahun 1973, Clear optimis tentang pasar ekspor yang tumbuh didorong oleh popularitas masakan Jepang secara global.
Komasa percaya bahwa menciptakan sake bernilai tinggi adalah penting di pasar saat ini. Ia berargumen bahwa tidak realistis mengharapkan konsumen minum sake empat kali lebih banyak daripada sebelumnya. Sebaliknya, fokusnya harus pada memproduksi sake yang konsumen bersedia beli dengan harga lebih tinggi, sehingga menambah nilai pada produk.
Strategi Clear termasuk menciptakan rasa aspirasi terhadap merek mereka di kalangan generasi muda. Mereka bertujuan untuk memposisikan sake mereka sebagai barang mewah yang diinginkan orang, mirip dengan merek mode kelas atas.
Meskipun harganya tinggi, produk Clear menarik baik penggemar sake maupun pemula. Dengan terus memperbaiki penawaran mereka dan memperluas lineup mereka, mereka berusaha untuk memenuhi preferensi dan gaya hidup beragam konsumen.
Kesimpulannya, Clear bukan hanya membuat sake tetapi merevolusi industri dengan memanfaatkan praktik bisnis modern dan mendorong kolaborasi. Pendekatan inovatif mereka diatur untuk mendefinisikan ulang masa depan sake Jepang, menggabungkan tradisi dengan dinamika pasar kontemporer.
Source: テレ東BIZ