News On Japan

Pembatalan Redevelopment Nakano Sunplaza Picu Kekhawatiran Akan Kemunduran Kawasan

TOKYO, May 25 (News On Japan) - Rencana pembangunan kembali di bekas lokasi Nakano Sunplaza secara resmi dibatalkan, memicu kekhawatiran di kalangan warga setempat bahwa area tersebut dapat menjadi bangunan terbengkalai.

Tempat ikonik yang telah lama menjadi favorit untuk pernikahan dan konser ini ditutup pada Juli 2023. Awalnya, kompleks multifungsi berskala besar direncanakan untuk dibangun di lokasi dan sekitarnya. Namun, akibat lonjakan biaya konstruksi, proyek ini terhenti. Pada 22 Mei terungkap bahwa kesepakatan telah dicapai dengan perusahaan properti terkait untuk membatalkan sepenuhnya rencana pembangunan kembali tersebut.

Di Nakano, beberapa warga mengungkapkan kekecewaannya. Seorang manajer restoran lokal mengatakan, "Kami sempat berharap, tetapi jelas adanya bangunan atau tidak sangat memengaruhi jumlah pelanggan." Seorang mantan warga menambahkan, "Ada kekhawatiran tempat itu bisa jadi lokasi berkumpul—semoga tidak terjadi."

Meski sebagian warga berharap bangunan dapat direvitalisasi tanpa perlu dibongkar total, tanda-tanda kerusakan terlihat di seluruh struktur yang telah berusia lebih dari 50 tahun. Pada Maret 2025, Wali Kota Nakano mengatakan, "Kalaupun kita ingin menggunakannya kembali, diperlukan perbaikan besar. Biaya renovasi saja bisa mencapai sekitar 10 miliar yen. Sulit membayangkan bagaimana investasi itu bisa kembali. Angka itu tidak realistis."

Kasus serupa terjadi di distrik Gotanda, Tokyo. Gedung TOC, yang juga berusia lebih dari 50 tahun, sempat ditutup sementara untuk pembangunan kembali, namun rencana itu tertunda akibat biaya yang membengkak. Sebagai gantinya, gedung tersebut direnovasi dan dibuka kembali.

Konsultan properti Osamu Nagashima berkomentar soal masa depan situs Nakano Sunplaza, "Saya rasa tidak akan menjadi bangunan terbengkalai. Lokasinya sangat strategis, tepat di depan stasiun. Selama struktur utama masih kokoh, bagian luar yang menua bisa diperbaiki. Pendekatan hati-hati melalui renovasi sambil menekan biaya mungkin merupakan solusi paling realistis."

Source: FNN

News On Japan
MEDIA CHANNELS
         

Image of Harga Tanah Terus Naik Seiring Permintaan Bergeser ke Daerah Suburban Jepang

Harga Tanah Terus Naik Seiring Permintaan Bergeser ke Daerah Suburban Jepang

Nilai tanah di Jepang telah meningkat secara nasional selama empat tahun berturut-turut, dengan Badan Pajak Nasional merilis harga tanah terbaru pada 1 Juli yang menunjukkan tren kenaikan yang berlanjut, didorong oleh suburbanisasi dan pembangunan kembali. Sementara distrik elit seperti Ginza tetap berada di peringkat teratas dalam hal nilai absolut—dengan lokasi Kyukyodo di Ginza mencapai 4,808 juta yen per meter persegi—pergeseran tak terduga terjadi di wilayah yang kurang sentral seperti Kitasenju di Tokyo, yang naik 26% dibandingkan tahun sebelumnya, menempati posisi kedua di kota itu setelah Asakusa.

Image of Dapatkah Jepang Menjadi Kekuatan Logam Tanah Jarang?

Dapatkah Jepang Menjadi Kekuatan Logam Tanah Jarang?

Ambisi Jepang untuk menjadi kekuatan besar dalam industri logam tanah jarang semakin mendapat perhatian saat China memperketat kendalinya atas rantai pasokan global. Meskipun ada kesepakatan antara AS dan China pada pertengahan Juni, pasokan logam tanah jarang tetap terbatas, dan perusahaan-perusahaan Jepang—bersama produsen global lainnya—masih menghadapi ketidakpastian.

Image of Pasar Kecantikan Pria di Jepang Melonjak hingga 972 Miliar Yen

Pasar Kecantikan Pria di Jepang Melonjak hingga 972 Miliar Yen

Pasar kecantikan pria di Jepang mengalami pertumbuhan pesat, mencapai 972 miliar yen pada tahun 2024—naik 58,7 miliar yen dari tahun sebelumnya—menurut survei dari Hot Pepper Beauty. Pasar yang sebelumnya dianggap sebagai segmen khusus ini kini didorong oleh meningkatnya kesadaran pria dari berbagai usia akan perawatan kulit, penampilan, dan kebersihan diri.

Image of Apakah Jepang Memanipulasi Yen?

Apakah Jepang Memanipulasi Yen?

Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menuduh Jepang sengaja melemahkan yen untuk meningkatkan ekspor, dengan klaim bahwa pemerintah Jepang sedang mengarahkan nilai tukar turun dalam langkah yang mengingatkan pada Kesepakatan Plaza tahun 1985.