TOKYO, May 20 (News On Japan) - Sebuah upacara peletakan batu pertama telah diadakan untuk tahap akhir dari proyek redevelopmen besar di sekitar Stasiun Shibuya, di mana Tokyu Corporation dan JR East berencana membangun dua gedung kompleks baru di Shibuya Scramble Square serta membangun dek pejalan kaki yang menghubungkan sisi timur dan barat stasiun tersebut.
Keseluruhan proyek redevelopmen ini sekarang diperkirakan akan selesai pada tahun fiskal 2034, tujuh tahun lebih lambat dari rencana awal.
Proyek redevelopmen Stasiun Shibuya adalah salah satu upaya pembaruan perkotaan paling ambisius di Tokyo, dengan tujuan mengubah salah satu distrik paling sibuk dan ikonik di kota ini menjadi pusat bisnis, budaya, dan transportasi yang modern dan kompetitif secara global. Diluncurkan pada awal 2000-an melalui kemitraan antara Tokyu Corporation, JR East, dan pemangku kepentingan lainnya, proyek ini telah melalui beberapa tahap perencanaan dan konstruksi, dengan setiap tahap dirancang secara cermat untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang dari para komuter, penduduk, dan pengunjung internasional. Di jantung proyek ini adalah Shibuya Scramble Square, sebuah kompleks landmark yang melambangkan evolusi distrik ini dan inisiatif yang lebih luas untuk mendefinisikan kembali konektivitas perkotaan melalui peningkatan infrastruktur dan ruang publik baru.
Proyek ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, dimulai dengan perbaikan pada bangunan utama Stasiun Shibuya, termasuk peningkatan pada jalur Ginza, Hanzomon, Fukutoshin, dan JR untuk mempermudah perpindahan antar jalur. Dalam beberapa tahun terakhir, proyek ini telah menyelesaikan struktur besar seperti Shibuya Hikarie dan gedung timur Shibuya Scramble Square, yang mencakup ruang kantor, fasilitas komersial, dan dek observasi yang menawarkan pemandangan kota secara panoramik. Perkembangan ini telah mulai membentuk ulang cakrawala dan fungsi distrik ini, secara bertahap berpindah dari tata letak yang sebelumnya kacau menjadi desain yang lebih terintegrasi dan ramah pejalan kaki.
Tahap akhir yang kini sedang berlangsung menandai tonggak penting dalam visi keseluruhan. Tahap ini mencakup pembangunan dua menara multifungsi baru yang berdekatan dengan gedung Scramble Square yang sudah ada, serta pembangunan dek pejalan kaki skala besar yang akan langsung menghubungkan sisi timur dan barat Stasiun Shibuya—peningkatan yang telah lama diharapkan untuk mengurangi kemacetan dan meningkatkan aksesibilitas. Hingga kini, arus pejalan kaki antara kedua sisi sangat bergantung pada terowongan bawah tanah atau rute permukaan yang tidak nyaman, yang sering padat saat jam sibuk. Dek ini diharapkan tidak hanya mengurangi kemacetan tersebut tetapi juga menciptakan alur pergerakan yang lebih intuitif bagi para komuter harian dan wisatawan.
Pada awalnya dijadwalkan selesai pada akhir 2020-an, jadwal redevelopmen ini kini tertunda, dengan penyelesaian penuh diperkirakan pada tahun fiskal 2034. Penundaan ini disebabkan oleh kombinasi kompleksitas logistik, tinjauan perencanaan yang berkepanjangan, dan tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi COVID-19, yang mengganggu jadwal konstruksi dan mengubah prioritas perusahaan. Meski demikian, para pemangku kepentingan telah menegaskan kembali komitmen mereka terhadap proyek ini, menganggapnya sebagai investasi jangka panjang dalam daya saing dan ketahanan global Tokyo.
Selain signifikansi arsitekturalnya, redevelopmen Shibuya mencerminkan tren yang lebih luas dalam perencanaan kota Jepang: kebutuhan untuk memodernisasi infrastruktur yang menua sambil merespons perubahan dinamika populasi, gaya kerja, dan pariwisata. Shibuya, yang sejak lama dikenal dengan budaya anak mudanya dan persimpangan scramble yang ramai, kini diposisikan sebagai pusat kota multifungsi yang menyeimbangkan perdagangan, mobilitas, dan kualitas hidup. Integrasi teknologi pintar, praktik bangunan berkelanjutan, dan fasilitas publik dalam proyek ini menunjukkan pendekatan visioner yang dapat menjadi model bagi pusat kota lain yang mengalami transisi serupa.
Source: テレ東BIZ