KYOTO, Dec 16 (News On Japan) - Salamander raksasa Jepang, salah satu amfibi terbesar di dunia yang sering disebut sebagai "fosil hidup," menghadapi krisis konservasi.
Anak hibrida, hasil perkawinan antara salamander raksasa Jepang asli dan spesies non-asli yang dibawa dari China beberapa dekade lalu, ditemukan dalam jumlah besar. Masalah ini menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan peneliti dan pemerhati lingkungan.
Menyertai tim peneliti yang melakukan survei konservasi di sistem Sungai Kamo di Kyoto mengungkapkan tingkat masalah ini. Survei tersebut bertujuan untuk memahami dampak hibridisasi pada populasi asli dan mengembangkan langkah-langkah untuk melindungi spesies tersebut.
Para ahli memperingatkan bahwa penyebaran individu hibrida secara terus-menerus dapat mengancam kemurnian genetik salamander raksasa Jepang yang endemik. Spesies ikonik ini telah lama menjadi simbol warisan alam Jepang, dan pelestariannya semakin menjadi prioritas dalam upaya konservasi lingkungan.
Pengenalan spesies non-asli ke Jepang, baik secara sengaja maupun tidak, sering kali menyebabkan tantangan ekologi. Dalam kasus salamander raksasa, masalah hibridisasi menyoroti keseimbangan yang diperlukan untuk melindungi ekosistem asli sekaligus menangani konsekuensi dari aktivitas manusia.
Tim peneliti berencana untuk memperluas survei mereka dan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menerapkan langkah-langkah yang melindungi habitat serta memastikan kelangsungan hidup spesies amfibi unik ini. Temuan dari upaya konservasi yang sedang berlangsung akan memainkan peran penting dalam membentuk kebijakan masa depan untuk melindungi salamander raksasa Jepang.
Source: Kyodo