TOKYO, Sep 15 (News On Japan) - CyberAgent, agen periklanan internet terbesar di Jepang, melaporkan penurunan pendapatan dan laba secara tahunan dalam hasil kuartal ketiga untuk tahun fiskal yang berakhir pada September 2025, yang diumumkan pada Agustus. Penurunan pendapatan jarang terjadi di bisnis periklanan dan menandai titik balik bagi perusahaan.
Manajemen mengandalkan pendekatan "AI-first", beralih dari intuisi desainer ke produksi yang dipandu alat analisis AI mutakhir.
Kelemahan kinerja dipicu oleh semakin banyak klien besar yang membawa operasi iklan ke dalam perusahaan. Tren ini kian cepat secara global seiring platform utama seperti Google dan Meta memperkuat alat iklan bertenaga AI yang memudahkan eksekusi internal.
Persaingan di iklan internet makin ketat. Pendapatan iklan internet Dentsu Group naik 14,3% secara tahunan menjadi 459,0 miliar yen tahun lalu, menempatkannya di depan CyberAgent di pasar domestik. Kekuatan Dentsu ada pada proposal yang menggabungkan penempatan online dan offline, karena semakin banyak pengiklan menayangkan iklan TV bersamaan dengan iklan video internet di layanan seperti YouTube dan layanan streaming berlangganan.
Untuk memulihkan momentum, CyberAgent mendorong "AI-first" dalam produksi kreatif. Monoclam, unit yang memproduksi sebagian besar iklan web perusahaan, menggunakan alat AI internal yang memprediksi kinerja sebelum penayangan. Iklan gambar produk dipecah menjadi beberapa layer—seperti komposisi dan latar belakang—dan AI memberi skor pada sejumlah kandidat, memilih elemen dengan skor tertinggi di setiap layer. Iklan final menggabungkan bagian-bagian dengan skor tertinggi.
Metode ini berfokus pada efektivitas yang terukur alih-alih menetapkan tampilan akhir bersama klien sejak awal. Dengan optimasi iterasi cepat, output per desainer melonjak dari sekitar 30 karya per bulan menjadi kira-kira 220.
Pendekatan ini kini meluas ke video. Di Kiwami AI Odaiba Studio, yang dibuka pada 2023, layar besar dan latar belakang yang dihasilkan AI memungkinkan pengambilan gambar dengan cepat. Setelah setiap pengambilan, sistem memprediksi kinerja dibandingkan iklan yang sedang tayang; jika skornya rendah, tim menyesuaikan latar atau pergerakan kamera saat itu juga dan menyusun hanya potongan dengan skor tinggi untuk materi akhir.
Apakah AI dapat secara konsisten meningkatkan hasil masih menjadi pertanyaan utama, namun CyberAgent bertaruh bahwa kecepatan, skala, dan kreativitas berbasis data akan menjadi kunci untuk merebut kembali pengiklan.
Source: テレ東BIZ