OSAKA, Mar 20 (News On Japan) - Sebuah fasilitas baru untuk penelitian dan produksi sel induk pluripoten terinduksi (iPS) telah selesai dibangun di distrik Nakanoshima, Osaka, dan diperkenalkan kepada media pada 19 Maret.
Bernama "Yanai My iPS," fasilitas ini didirikan dengan donasi dari Tadashi Yanai, CEO Fast Retailing, perusahaan di balik Uniqlo dan GU. Sel iPS, yang dapat berubah menjadi berbagai jenis sel, dianggap sebagai kunci bagi pengobatan regeneratif. Saat ini, sel-sel ini terutama berasal dari donor, yang membawa risiko penolakan imun. Namun, menggunakan sel dari pasien sendiri dapat secara signifikan mengurangi risiko ini.
Fasilitas ini berfokus pada pengembangan teknologi untuk sel iPS autologus, yang dibuat dari jaringan pasien sendiri. Secara tradisional, produksi sel iPS memerlukan tenaga kerja manual, sehingga biaya produksinya mencapai puluhan juta yen. Namun, fasilitas baru ini bertujuan untuk menyediakan sel iPS autologus kepada institusi penelitian dengan harga sekitar 1 juta yen pada akhir tahun ini. Tujuan akhirnya adalah memulai uji klinis untuk pengobatan manusia pada tahun 2028.
Sel iPS diprogram ulang dari sel dewasa, seperti sel kulit atau darah, menjadi keadaan pluripoten, memungkinkan mereka untuk berubah menjadi hampir semua jenis sel. Terobosan ini membuka kemungkinan baru dalam pengobatan regeneratif, menawarkan potensi pengobatan untuk penyakit seperti Parkinson dan degenerasi makula, sekaligus menghindari masalah etika yang terkait dengan sel induk embrionik.
Pemerintah Jepang telah banyak berinvestasi dalam penelitian sel iPS melalui institusi seperti Pusat Penelitian dan Aplikasi Sel iPS (CiRA) di Universitas Kyoto, yang dipimpin oleh Yamanaka. Sektor publik dan swasta telah bekerja sama untuk mempercepat penerapan klinis, dengan beberapa uji coba inovatif yang telah dilakukan. Pada 2014, Jepang melakukan transplantasi sel iPS pertama di dunia untuk degenerasi makula. Pada 2020, sel iPS diuji sebagai pengobatan untuk penyakit Parkinson dan menunjukkan hasil awal yang menjanjikan. Baru-baru ini, para peneliti mengeksplorasi penggunaan sel iPS untuk menghasilkan darah buatan untuk transfusi serta terapi potensial bagi kondisi jantung dan hati.
Salah satu tantangan utama dalam penelitian sel iPS adalah tingginya biaya produksi, di mana sel iPS yang dibuat khusus untuk pasien awalnya berharga puluhan juta yen. Upaya terbaru bertujuan untuk menekan biaya dan mengembangkan sistem produksi massal, sehingga pengobatan berbasis sel iPS menjadi lebih terjangkau. Fasilitas baru, seperti pusat Yanai My iPS yang baru dibuka di Osaka, bekerja untuk menurunkan biaya produksi dan membuka jalan bagi penggunaan klinis, dengan uji coba pada manusia yang diharapkan dalam beberapa tahun mendatang.
Source: Television OSAKA NEWS