TOKYO, Jan 26 (News On Japan) - Jepang menghadapi pertanyaan penting tentang bagaimana menavigasi hubungannya dengan Amerika Serikat setelah pelantikan Donald Trump sebagai presiden ke-47.
Trump dengan cepat melaksanakan serangkaian perintah eksekutif, membalikkan kebijakan pemerintahan Biden dan menandai kembalinya diplomasi “deal”-nya yang khas. Langkah-langkahnya mencakup peningkatan tarif terhadap mitra dagang utama seperti Kanada, Meksiko, dan Tiongkok, serta mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Rusia dan tarif potensial pada Uni Eropa. Bagi Jepang, kebijakan Trump dapat menghadirkan tantangan besar, karena pemerintahannya menyarankan kemungkinan penerapan tarif komprehensif yang mungkin juga berdampak pada industri Jepang.
Ad Machida, seorang perencana kebijakan utama selama pemerintahan pertama Trump, menyarankan agar Jepang mengambil sikap proaktif dalam menanggapi perkembangan ini. Ia berpendapat bahwa alih-alih bereaksi terhadap tuntutan Trump, Jepang harus mendekati AS dengan proposal yang sejalan dengan prioritas Trump. Machida menekankan bahwa harapan pemerintahan Trump saat ini terhadap Jepang telah berubah sejak masa jabatan pertamanya. Meskipun tarif tetap menjadi fokus utama, Machida menunjukkan bahwa perhatian Trump melampaui isu perdagangan dan mencakup pertimbangan strategis seperti keamanan nasional dan pengaruh ekonomi.
KTT Jepang-AS yang akan datang, yang diharapkan berlangsung pada pertengahan Februari, akan menjadi momen penting bagi Perdana Menteri Ishiba untuk menjelaskan kontribusi Jepang terhadap ekonomi dan keamanan AS. Machida menyoroti pentingnya menekankan peran Jepang dalam mendukung lapangan kerja dan pendapatan di Amerika, terutama melalui industri seperti manufaktur mobil. Ia mencatat bahwa hubungan dekat Ishiba dengan Akio Toyoda dari Toyota dapat menjadi peluang untuk memperkuat hubungan dengan Trump dengan menunjukkan bagaimana perusahaan Jepang berkontribusi pada kemakmuran Amerika. Menyiapkan proposal spesifik yang menangani prioritas Trump dapat membantu Jepang memperkuat posisinya dalam hubungan bilateral.
Di bidang keamanan, pemerintahan Trump telah terlibat dalam diskusi dengan Jepang untuk menegaskan kembali aliansi mereka. Menteri Luar Negeri Yamada baru-baru ini bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Rubio untuk memperkuat hubungan bilateral, sementara pertemuan Quad yang melibatkan Jepang, AS, India, dan Australia menekankan kolaborasi dalam menangani kekhawatiran bersama tentang Tiongkok. Perdana Menteri Ishiba juga menunjukkan minat dalam merevisi Status of Forces Agreement Jepang-AS untuk memungkinkan pendirian pangkalan pelatihan AS di Jepang. Diskusi ini menunjukkan kesediaan kedua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama keamanan, tetapi Machida mencatat bahwa Jepang harus dengan jelas mendefinisikan prioritasnya sendiri dalam pembicaraan ini.
Machida menekankan pentingnya Jepang mempertahankan keseimbangan antara menegaskan kepentingan nasionalnya dan bekerja sama dengan pemerintahan Trump. Ia menyarankan bahwa Trump menghargai mitra yang jelas tentang tujuan mereka dan mampu menyajikan proposal yang dapat ditindaklanjuti. Jepang harus merumuskan visi jangka panjangnya, termasuk kebijakan untuk menangani masyarakat yang menua, dan menunjukkan bagaimana kebijakan tersebut sejalan dengan kepentingan AS. Dengan melakukan itu, Jepang dapat mendorong dialog yang lebih produktif dengan pemerintahan Trump.
Hubungan Jepang-AS saat ini juga dibentuk oleh pendekatan Trump yang terus berkembang terhadap isu-isu ekonomi dan geopolitik. Dengan dukungan kuat dari pemimpin bisnis berpengaruh seperti Elon Musk, pemerintahan Trump menjalankan kebijakan yang memprioritaskan kepentingan Amerika secara lebih langsung dan transaksional. Perspektif zero-sum ini menghadirkan tantangan bagi Jepang, tetapi juga menawarkan peluang untuk kolaborasi jika strategi yang tepat diterapkan. Kemampuan Jepang untuk menavigasi dinamika ini akan bergantung pada kesiapan, pandangan strategis, dan kapasitasnya untuk secara jelas mengomunikasikan kontribusinya terhadap kemitraan bilateral.
Source: YOMIURI