PARIS, May 03 (News On Japan) - Reporters Without Borders telah merilis Indeks Kebebasan Pers Dunia 2025, menempatkan Jepang di peringkat ke-66 dari 180 negara dan wilayah yang disurvei, tepat di bawah Timor Leste (65) dan Fiji (64).
Organisasi yang berbasis di Paris ini merilis indeks tersebut pada 2 Mei, berdasarkan kuesioner yang dikirimkan kepada para profesional media di seluruh dunia. Indeks ini mengevaluasi kondisi jurnalisme dengan menganalisis lingkungan tempat media beroperasi di setiap negara.
Jepang naik empat peringkat dari tahun sebelumnya namun tetap menjadi yang terendah di antara negara-negara G7.
Laporan tersebut mengkritik sistem klub pers yang sudah lama ada di Jepang, menyatakan bahwa sistem ini mendorong sensor diri dan diskriminasi terhadap jurnalis lepas dan asing. Laporan juga mencatat bahwa tekanan politik dan ketimpangan gender telah melemahkan peran media sebagai pengawas publik.
Di antara anggota G7, Amerika Serikat menempati peringkat terendah kedua di posisi ke-57. Laporan tersebut menyebutkan pembatasan terhadap wartawan Associated Press selama pemerintahan Trump sebagai "ancaman laten terhadap jurnalisme Amerika."
Laporan juga menyoroti kondisi yang memburuk di zona konflik. Palestina berada di peringkat ke-163, dengan sekitar 200 jurnalis dilaporkan tewas di Gaza sejak konflik meningkat dua tahun lalu. Wilayah tersebut digambarkan sebagai yang paling berbahaya di dunia bagi jurnalis.
Iran tetap di peringkat ke-176, Suriah—yang rezim Assad-nya telah runtuh—berada di posisi ke-177, diikuti oleh Tiongkok di peringkat ke-178 dan Korea Utara di peringkat ke-179. Eritrea menempati posisi terakhir di peringkat ke-180, dengan organisasi menyatakan tidak adanya media independen dan reputasi karena menahan jurnalis lebih lama daripada negara mana pun.
Secara global, laporan memperingatkan bahwa independensi media semakin terancam oleh tekanan ekonomi. Media berjuang menyeimbangkan kebebasan editorial dengan tuntutan finansial dari pengiklan, dan indeks ekonomi dinilai mencapai titik terendah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Website: https://rsf.org/en/index
Source: TBS