NEW YORK, Sep 24 (News On Japan) - Ishiba menyampaikan pidato debat umum di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 24 September, di mana ia menekankan perlunya memperluas Dewan Keamanan dan mempertanyakan apakah PBB menjalankan peran yang awalnya diharapkan darinya.
Pernyataan perdana menteri Jepang itu disampaikan dengan latar belakang invasi Rusia ke Ukraina, yang ia sebut sebagai bukti keterbatasan kerangka kerja PBB saat ini.
Dalam pidatonya, Ishiba bertanya, "Apakah PBB benar-benar menjalankan peran yang diharapkan ketika didirikan? Apakah ia berfungsi secara penuh?" Ia kemudian menyoroti kelemahan hak veto yang dimiliki anggota tetap, menyerukan reformasi menyeluruh dan menegaskan niat Jepang untuk mencari kursi tetap. "Perluasan keanggotaan tetap dan tidak tetap Dewan Keamanan adalah hal yang diperlukan," katanya.
Berbicara mengenai Timur Tengah, Ishiba menegaskan bahwa Jepang akan terus berkontribusi terhadap upaya perdamaian. "Kami akan memainkan peran realistis dan proaktif untuk semakin mendekati tujuan solusi dua negara," ia tekankan.
Sebelum pidato, Ishiba sempat berbicara singkat dengan mantan presiden AS Donald Trump, menekankan bahwa "pentingnya aliansi Jepang-AS tidak akan berubah dalam mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dunia." Ia juga menyampaikan rasa terima kasih atas "persahabatan dan kepercayaan yang telah terjalin hingga kini" menjelang pengunduran dirinya.
Source: FNN