OSAKA, Feb 12 (News On Japan) - Gubernur Prefektur Osaka, Hirofumi Yoshimura, telah mengumumkan rencana untuk menerapkan sistem penerimaan mahasiswa baru pada musim gugur di Osaka Public University untuk menyesuaikan dengan kalender akademik universitas-universitas di luar negeri.
Inisiatif ini bertujuan untuk menumbuhkan pandangan global dan kemampuan berbahasa Inggris di antara para siswa, berkontribusi pada visi yang lebih luas untuk membina bakat dengan pandangan yang luas, yang dipandang penting untuk perkembangan Osaka.
Yoshimura menyampaikan dalam pengumuman pada tanggal 9 Februari, pentingnya menjadikan musim gugur sebagai awal tahun ajaran: "Beralih ke penerimaan mahasiswa musim gugur akan menumbuhkan individu-individu yang memiliki kesadaran internasional dan kemampuan bahasa Inggris, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada perkembangan Osaka. Ini adalah tantangan yang patut diambil."
Program ini bertujuan untuk menggaet mahasiswa internasional yang berprestasi dan mendorong mahasiswa Jepang untuk belajar di luar negeri, serta meningkatkan kompetensi global mahasiswa lokal.
ā€¯Menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi di universitas memang merupakan visi untuk masa depan," tambah Yoshimura, mengindikasikan rencana jangka panjang untuk menginternasionalisasi lingkungan akademik.
Para ahli, termasuk jurnalis pendidikan Reiji Ishiwatari, telah menyoroti tantangan dalam transisi ke penerimaan mahasiswa baru. Mereka menekankan kebutuhan untuk mengatasi masalah seperti kesenjangan antara kelulusan sekolah menengah atas di bulan Maret dan pendaftaran universitas, serta jeda waktu sebelum memasuki dunia kerja. Ishiwatari menyatakan perlunya penanganan kerugian, termasuk jeda setengah tahun antara kelulusan sekolah menengah dan pendaftaran universitas, dan juga sebelum memulai karier profesional.
Universitas Negeri Osaka, yang didirikan oleh Prefektur Osaka dan Kota Osaka, berencana untuk memperkenalkan penerimaan mahasiswa baru pada tahun ajaran 2027, yang menandai pergeseran signifikan menuju globalisasi jadwal akademik dan menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar, sebuah langkah yang mencerminkan upaya ambisius untuk memposisikan kembali institusi di kancah dunia.
Source: ANN