NAGOYA, Jun 12 (News On Japan) - Seorang siswa sekolah dasar yang luar biasa telah mencapai skor 985 pada TOEIC, tes kemampuan bahasa Inggris yang diakui secara global. Keberhasilan ini merupakan hasil dari metode belajar unik yang dikembangkan oleh pasangan ibu-anak.
Saat ini tinggal di Nagoya, Uchida, siswa kelas enam berusia 11 tahun, pulang dari sekolah untuk menikmati camilan favoritnya, manisan krim. Bagi pengamat biasa, dia tampak seperti gadis biasa, tetapi Uchida memiliki bakat luar biasa: kemampuannya dalam bahasa Inggris yang luar biasa.
Skor mengesankan Uchida pada TOEIC, tes yang dirancang untuk mengukur kemampuan bahasa Inggris, dimulai ketika dia berada di kelas empat. Tahun lalu, dia mencetak 985 dari 990 poin yang mungkin dan mencapai 970 poin pada tahun sebelumnya. Kinerja luar biasanya membuatnya diakui sebagai salah satu pencetak skor tertinggi selama dua tahun berturut-turut, pencapaian langka untuk seseorang seusianya. Selain itu, dia lulus ujian Eiken Grade 1, yang dikenal dengan tingkat kelulusan 10% di tingkat universitas, ketika dia baru berada di kelas tiga.
Meskipun tidak memiliki pengalaman tinggal atau belajar di luar negeri, Uchida telah mengembangkan penguasaan bahasa Inggris yang signifikan. Perjalanannya dimulai pada usia 10 bulan ketika orang tuanya mendaftarkannya di kelas bahasa Inggris. Ini menandai awal dari pendidikan bahasa Inggrisnya.
Metode belajar Uchida, yang dikembangkan dengan ibunya, melibatkan pembuatan buku catatan bahasa Inggris buatan tangan. Metode ini dimulai ketika dia sedang mempersiapkan ujian Eiken Grade 3 pada usia lima tahun. Ibunya akan memilih kata dan frasa yang tidak dikenal dan mengatur mereka ke dalam catatan yang mudah dipahami, lengkap dengan ilustrasi. Seiring waktu, buku catatan ini telah berkembang menjadi enam volume, dengan total lebih dari 450 halaman.
Buku catatan tersebut menampilkan percakapan yang ditulis dalam bahasa Inggris, sering kali terinspirasi oleh interaksi keluarga, membuat proses belajar menjadi relevan dan menarik. Misalnya, satu dialog melibatkan percakapan antara orang tua Uchida tentang ketinggalan kereta, dengan kontribusi lucu dari Uchida sendiri. Teks tersebut sepenuhnya dalam bahasa Inggris, memungkinkan Uchida untuk membenamkan diri dalam bahasa tanpa mengandalkan terjemahan.
Ibu Uchida menekankan pentingnya membuat belajar menjadi menyenangkan. Dia menggabungkan ilustrasi dan latihan yang menarik untuk menjaga minat putrinya. Pasangan ini belajar bersama, menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menyenangkan. Upaya kolaboratif ini meluas ke persiapan ujian Eiken, dengan ibu Uchida bermain peran dalam skenario wawancara dan menilai pekerjaan putrinya.
Dedikasi dan kreativitas Uchida dan ibunya tidak hanya mengembangkan tingkat kemampuan bahasa Inggris yang luar biasa, tetapi juga membina kapasitas intelektual yang lebih luas. Impian Uchida adalah mempelajari otak hewan di sebuah universitas di Amerika, didorong oleh keinginan untuk berkontribusi kepada masyarakat.
Source: TBS