TOKYO, Jan 29 (News On Japan) - Lanskap AI global menyaksikan kemajuan pesat, dengan negara-negara dan perusahaan teknologi bersaing untuk memimpin. Di antara terobosan terbaru adalah DeepSeek, model AI yang dikembangkan oleh perusahaan Tiongkok, yang menarik perhatian luas pada awal tahun 2025.
DeepSeek menawarkan peningkatan signifikan dalam kecepatan komputasi dan efisiensi biaya, yang dilaporkan dikembangkan dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan model serupa seperti ChatGPT dari OpenAI. Berbeda dengan metode tradisional, pengembang DeepSeek menggunakan teknik inovatif untuk mengatasi keterbatasan perangkat keras akibat pembatasan ekspor GPU oleh Amerika Serikat ke Tiongkok.
Pemimpin proyek, Liang Wenbo, lulusan Universitas Tsinghua yang bergengsi di Tiongkok, memanfaatkan keahliannya dalam analisis kuantitatif untuk memimpin inisiatif ini. Liang muncul sebagai tokoh kunci dalam pengembangan AI, bahkan turut serta dalam diskusi dengan Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, bulan ini.
Namun, kekhawatiran tentang operasi DeepSeek muncul. Beberapa pengguna melaporkan bahwa model AI ini menunjukkan perilaku tidak biasa ketika ditanya tentang topik sensitif, seperti peristiwa 4 Juni 1989 di Lapangan Tiananmen. DeepSeek cenderung mengalihkan atau menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan semacam itu, memicu perdebatan tentang sensor dan bias dalam sistem AI yang dikembangkan di Tiongkok.
Sementara itu, peran Jepang dalam persaingan AI global semakin menonjol. SoftBank, di bawah pimpinan Ketua Masayoshi Son, berada di pucuk proyek ambisius Stargate, sebuah inisiatif yang dipimpin AS untuk membangun infrastruktur AI berskala besar. Proyek ini, yang melibatkan investasi senilai 500 miliar dolar AS (sekitar 78 triliun yen), bertujuan untuk membangun pusat data canggih dan meningkatkan kemampuan penelitian AI.
Para peneliti dan perusahaan Jepang optimis tentang manfaat inisiatif ini. Dengan akses ke infrastruktur mutakhir yang dikembangkan melalui Stargate, komunitas penelitian AI Jepang akan mendapatkan keuntungan yang signifikan. "Ini adalah kesempatan langka bagi Jepang untuk terlibat dalam proyek global besar," ujar seorang peneliti AI terkemuka.
Proyek Stargate tidak hanya mewakili kemajuan teknologi. Ini juga merupakan pernyataan geopolitik yang mengokohkan posisi AS dan sekutunya dalam persaingan AI global. Seiring evolusi AI, investasi dalam infrastruktur penelitian dan kolaborasi lintas batas kemungkinan akan memainkan peran penting dalam membentuk masa depan teknologi transformasional ini.
Selain itu, Jepang menyaksikan minat yang semakin besar terhadap pendidikan AI. Sebuah seri kuliah di Universitas Tokyo yang berfokus pada penelitian AI telah menarik lebih dari 7.000 peserta, mencerminkan lonjakan antusiasme di kalangan siswa dan profesional. Dosen Shota Imai menekankan pentingnya pendidikan dasar dalam mempersiapkan individu untuk masa depan yang terhubung dengan kemajuan AI.
Meskipun kemampuan AI berkembang, para ahli percaya perannya akan melengkapi, bukan sepenuhnya menggantikan, tenaga kerja manusia. Tugas yang membutuhkan kreativitas, kecerdasan emosional, dan interaksi manusia tetap menjadi area di mana AI kesulitan menyamai kinerja manusia. Seiring perdebatan tentang dampak AI terhadap masyarakat terus berlanjut, pendekatan yang seimbang yang mengintegrasikan kecerdasan manusia dan kemajuan teknologi tampaknya menjadi skenario yang paling mungkin.
Source: ABEMAニュース