OSAKA, Mar 11 (News On Japan) - Kebijakan pendidikan menengah tanpa biaya di Osaka, yang diterapkan lebih awal dari pemerintah nasional, tampaknya telah menggeser preferensi siswa ke sekolah swasta. Tren ini menyebabkan semakin banyak sekolah menengah negeri gagal memenuhi kuota penerimaan mereka.
Data penerimaan terbaru yang dirilis Jumat lalu oleh Dewan Pendidikan Prefektur Osaka mengungkapkan bahwa 65 dari 128 sekolah menengah negeri penuh waktu mengalami kekurangan pendaftar. Salah satunya adalah Nekawa High School, sebuah institusi bergengsi dengan sejarah lebih dari 110 tahun. Sekolah ini, yang biasanya memiliki jumlah pelamar tinggi, untuk pertama kalinya mencatat rasio penerimaan di bawah 1.0—sebuah perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Nekawa High School baru-baru ini menambah kapasitasnya sebanyak 40 siswa karena permintaan tinggi dalam beberapa tahun terakhir. Namun, peralihan ke sekolah swasta yang semakin cepat akibat kebijakan tanpa biaya sekolah dapat menjadi penyebab turunnya jumlah pendaftar secara tiba-tiba. Menurut dewan prefektur, semakin banyak siswa yang memilih sekolah swasta, dan sekolah negeri harus meningkatkan daya tariknya agar tetap kompetitif.
Osaka mulai menerapkan kebijakan tanpa biaya sekolah secara bertahap pada tahun ajaran 2024 untuk mengurangi beban keuangan keluarga. Meskipun inisiatif ini membuat pendidikan swasta lebih terjangkau, kebijakan tersebut juga mempercepat penurunan jumlah pendaftar di sekolah negeri.
Pada siklus penerimaan terbaru, jumlah pelamar sekolah menengah negeri turun secara signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara kuota penerimaan dikurangi sebanyak 1.539 siswa untuk tahun 2025, jumlah pendaftar justru turun lebih besar—2.376 siswa—sehingga menghasilkan rasio penerimaan rata-rata 1.02, yang merupakan terendah dalam sejarah dan mendekati ambang batas di bawah kapasitas penuh.
Menariknya, bahkan sekolah negeri berprestasi tinggi tidak luput dari tren ini. Nekawa High School mencatat rasio pendaftaran hanya 0.95, sementara Yao High School (didirikan lebih dari 120 tahun lalu) turun menjadi 0.99. Di Kota Sakai, Daiei High School mencatat rasio 0.9, menandai tahun kedua berturut-turut di bawah kapasitas penuh.
Tren penurunan jumlah pendaftar ini menjadi perhatian serius karena kebijakan pendidikan Prefektur Osaka mengharuskan sekolah yang gagal memenuhi kapasitas penuh selama tiga tahun berturut-turut dapat menghadapi restrukturisasi atau penutupan. Kebijakan ini telah menyebabkan keputusan penutupan Izumitoritori High School di Kota Hannan akibat kurangnya pendaftar secara terus-menerus.
Banyak administrator sekolah mengakui bahwa kebijakan tanpa biaya sekolah telah berdampak signifikan pada pendaftaran sekolah negeri. Seorang kepala sekolah berkomentar: "Kami berusaha meningkatkan kinerja akademik, tetapi mungkin belum cukup efektif dalam mempromosikan keunggulan kami. Gedung sekolah yang sudah tua juga membuat sulit untuk menunjukkan daya tarik kami." Kepala sekolah lain menambahkan: "Ini pertama kalinya kami mengalami kekurangan pendaftar. Sekolah negeri di sekitar kami juga mengalami kesulitan. Sekolah swasta memiliki lebih banyak sumber daya untuk berinvestasi dalam fasilitas, dan kesenjangan ini semakin terlihat."
Pejabat dari Dewan Pendidikan Prefektur Osaka menyadari tantangan yang dihadapi sekolah negeri dalam menarik siswa. "Dengan penurunan angka kelahiran dan kebijakan sekolah swasta tanpa biaya, semakin banyak siswa yang memilih sekolah swasta. Kami perlu mencari cara yang lebih baik untuk mengkomunikasikan keunggulan sekolah negeri," ujar seorang pejabat.
Pakar pendidikan berpendapat bahwa persaingan antara sekolah negeri dan swasta pada dasarnya tidak seimbang. "Sekolah swasta memiliki fleksibilitas keuangan yang lebih besar untuk berinvestasi dalam fasilitas dan merekrut guru terbaik, sedangkan sekolah negeri beroperasi dengan batasan anggaran yang ketat dan kebijakan staf yang terpusat," jelas seorang komentator.
Beberapa pihak menyerukan agar Prefektur Osaka mengalokasikan kembali dana yang tersedia untuk meningkatkan pendidikan negeri. "Sekarang pemerintah nasional telah menerapkan kebijakan tanpa biaya sekolah, dana mandiri Osaka untuk program ini—sekitar 2,4 miliar yen per tahun—dapat dialihkan untuk meningkatkan sekolah negeri. Jika sekolah swasta dan negeri memiliki dukungan keuangan yang sama, siswa dapat memilih berdasarkan kualitas pendidikan daripada biaya," usul seorang pakar.
Dengan rasio pendaftaran sekolah menengah negeri terendah dalam sejarah Osaka, dampak gabungan dari penurunan populasi dan kebijakan tanpa biaya sekolah sedang membentuk ulang lanskap pendidikan di wilayah tersebut. Apakah sekolah negeri di Osaka dapat beradaptasi dengan perubahan ini masih menjadi pertanyaan terbuka.
Source: ABCTVnews