TOKYO, Jan 11 (News on Japan) - Badan Kepolisian Nasional Jepang telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan beberapa proyek yang menggabungkan teknologi canggih ke dalam operasi kepolisian, termasuk program percontohan yang memanfaatkan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk identifikasi sidik jari.
Program percontohan identifikasi sidik jari berbasis AI yang dijadwalkan untuk tahun fiskal baru ini akan melibatkan AI dalam proses pencocokan sebagian sidik jari yang terfragmentasi yang dikumpulkan di tempat kejadian perkara dengan basis data yang sangat besar. Meskipun verifikasi akhir masih akan dilakukan oleh manusia, penggunaan AI akan meningkatkan kejelasan sidik jari dan mengekstrak fitur-fitur utama untuk dievaluasi potensinya dalam mempercepat investigasi.
Badan ini juga berencana untuk memasang sensor yang menggunakan gelombang millimeter, sejenis gelombang elektromagnetik di fasilitas penahanan untuk memantau tanda-tanda vital tahanan, seperti pernapasan dan detak jantung. Proyek model ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan kondisi kesehatan dengan cepat dan mencegah insiden seperti kematian di dalam sel tahanan.
Badan ini juga melanjutkan penyebaran kamera kecil pada petugas polisi yang bertanggung jawab atas tugas-tugas seperti prosedur penghentian dan pemeriksaan, penegakan pelanggaran lalu lintas, dan pengendalian kerumunan. Kamera-kamera ini dimaksudkan untuk memastikan pelaksanaan tugas yang tepat dan berfungsi sebagai catatan kegiatan polisi.
Badan Kepolisian Nasional telah menyatakan niatnya untuk "memperkenalkan teknologi canggih ke lapangan untuk memanfaatkan personil yang terbatas secara efektif dan untuk mencapai operasi yang lebih cepat dan lebih efisien." Terkait dengan proyek-proyek tersebut, 60 juta yen telah dialokasikan dalam anggaran awal untuk tahun fiskal yang baru.
