TOKYO, May 25 (News On Japan) - Sebuah kelompok riset di Universitas Ilmu Kelautan dan Teknologi Tokyo berhasil memproduksi King Salmon menggunakan Rainbow Trout, yang dapat memijah berkali-kali, berbeda dengan King Salmon yang mati setelah memijah sekali.
Pencapaian ini penting baik untuk efisiensi budidaya perikanan maupun pelestarian spesies King Salmon, yang terancam punah di pantai barat Amerika Serikat.
King Salmon, Sockeye Salmon, dan Rainbow Trout semuanya termasuk dalam genus Oncorhynchus. Spesies salmon ini biasanya menetas di sungai, bermigrasi ke Samudra Pasifik selama tiga hingga empat tahun, kemudian kembali ke sungai kelahirannya untuk memijah. Setelah memijah, King Salmon dan Sockeye Salmon mati tidak lama setelahnya. Namun, Rainbow Trout, meskipun berada dalam genus yang sama, dapat berkembang biak setiap tahun tanpa mati setelah memijah.
Profesor Goro Yoshizaki dan timnya memfokuskan pada perbedaan ini dan memeriksa sel germinal yang bertanggung jawab atas telur dan sperma pada salmon ini selama periode pemijahan. Mereka menemukan bahwa pada King Salmon dan salmon lainnya yang mati setelah memijah, sel germinal benar-benar menghilang selama periode pemijahan, sedangkan pada Rainbow Trout, sel germinal tetap ada bahkan setelah pemijahan.
Dengan mentransplantasikan sel germinal dari King Salmon ke Rainbow Trout yang dimodifikasi agar tidak dapat menghasilkan telur atau spermanya sendiri, para peneliti berhasil membuat Rainbow Trout menghasilkan telur King Salmon selama tiga tahun dan sperma selama empat tahun.
Eksperimen lebih lanjut dengan mengembangbiakkan Rainbow Trout yang ditransplantasikan dengan sel germinal ini menghasilkan keturunan yang menetas pada waktu yang hampir bersamaan dengan King Salmon dan tumbuh menjadi salmon dengan DNA yang hampir identik dengan King Salmon.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat secara signifikan meningkatkan efisiensi budidaya King Salmon, spesies yang memiliki nilai komersial tinggi tetapi membutuhkan waktu lama untuk matang dan mati setelah memijah sekali.
Selain itu, dengan King Salmon yang terancam punah di pantai barat Amerika Serikat, menggabungkan penelitian ini dengan teknik pengawetan sel jangka panjang dapat memungkinkan pemulihan individu ikan dari sel yang diawetkan.
Profesor Yoshizaki menyatakan, "Teknologi ini penting tidak hanya untuk meningkatkan efisiensi budidaya perikanan tetapi juga untuk melestarikan spesies. Kami berharap dapat mempercepat analisis mengapa King Salmon dan spesies serupa mati setelah memijah sekali."
Penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal akses terbuka yang didirikan oleh penerbit "Science."
Source: ANN