TOKYO, Jul 04 (News On Japan) - Pemerintah Jepang telah meminta semua perusahaan utilitas air untuk melaporkan hasil tes kualitas air pada akhir September terkait senyawa organik fluor "PFAS." Tetapi apa sebenarnya PFAS itu, dan apakah air keran di Jepang aman? Berdasarkan wawancara dengan Koji Harada, seorang profesor asosiasi di Universitas Kyoto, kami menyelami topik ini.
PFAS adalah istilah yang tidak dikenal oleh banyak orang, tetapi merujuk pada sekelompok lebih dari 4.700 bahan kimia sintetis yang dibuat oleh manusia, tidak ditemukan di alam. Bahan kimia ini telah digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti lapisan anti lengket pada wajan dan penolak air untuk pakaian. Meskipun tidak semua PFAS berbahaya, dua jenis, PFOS dan PFOA, diketahui menimbulkan risiko kesehatan dan dilarang oleh perjanjian internasional. Namun, banyak lainnya masih dalam pengawasan.
Salah satu kekhawatiran utama dengan PFAS adalah ketahanannya di lingkungan dan tubuh manusia. PFAS tidak mudah terurai, dengan beberapa memerlukan waktu hingga 100 tahun untuk berkurang setengahnya. Ketahanan ini berarti mereka dapat terakumulasi di dalam tubuh dari waktu ke waktu, yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan seperti penurunan berat lahir dan berkurangnya efikasi vaksin. Komisi Keamanan Pangan Jepang telah mengindikasikan bahwa bahan kimia ini mungkin mempengaruhi kadar kolesterol dan kesehatan arteri, mirip dengan temuan di negara lain.
Meskipun ada potensi risiko kesehatan, PFAS masih terdeteksi di berbagai lingkungan, termasuk sumber air di seluruh dunia. Bahan kimia ini dapat menyebar melalui air dan udara, mencapai lokasi yang jauh. Keberadaan luas ini telah menyebabkan upaya global untuk mengatasi dan mengatur penggunaan dan pembuangan PFAS.
Di Jepang, pedoman terbaru telah menetapkan batas asupan harian yang aman untuk PFOS dan PFOA sebesar 20 nanogram per kilogram berat badan. Untuk seseorang dengan berat 60 kilogram, ini berarti maksimal 1.200 nanogram per hari. Pemerintah juga telah menetapkan konsentrasi target untuk air minum sebesar 50 nanogram per liter, yang relatif lebih tinggi dari batas yang ditetapkan oleh Jerman dan Amerika Serikat.
Untuk mengurangi paparan, konsumen disarankan untuk memeriksa laporan kualitas air dari utilitas air setempat dan mempertimbangkan penggunaan filter air. Namun, merebus air tidak efektif terhadap PFAS, dan hanya jenis filter karbon aktif tertentu yang dapat mengurangi bahan kimia ini.
Masalah kontaminasi PFAS menyoroti tantangan dalam menyeimbangkan manfaat industri dengan kesehatan lingkungan dan publik. Seiring dengan munculnya lebih banyak data, peraturan yang lebih ketat dan alternatif yang lebih aman kemungkinan akan dikembangkan. Sementara itu, kesadaran publik dan langkah-langkah pencegahan sangat penting untuk melindungi kesehatan dan lingkungan.
Source: MBS