TOKYO, Sep 08 (News On Japan) - Lonjakan global minat pada matcha telah memicu apa yang disebut sebagian orang sebagai "gelembung matcha," mendorong harga daun teh naik tajam.
Peningkatan permintaan membuat produsen Jepang kewalahan karena konsumen dunia semakin menggemari cita rasa unik dan manfaat kesehatan minuman ini.
Wisatawan asing kini menjadi mayoritas di lokakarya matcha di Tokyo, dengan satu sekolah melaporkan sembilan dari sepuluh peserta berasal dari luar negeri. Banyak yang menyebut rasa dan manfaat kesehatan sebagai daya tarik utama. Seorang turis Amerika mengatakan, "Saya sangat suka rasanya. Juga sehat," sementara seorang pengunjung dari Meksiko menambahkan, "Tidak terlalu manis, punya rasa khas, dan membuat Anda merasa baik."
Kaum muda juga melihat matcha sebagai penunjang belajar, dengan alasan memberikan kadar kafein yang tepat untuk konsentrasi tanpa efek gelisah seperti kopi. Toko khusus di luar negeri, seperti "Matcha Club" yang populer di Zurich, kini menawarkan ruang bergaya tempat pelanggan menikmati minuman hijau sambil berbelanja. Ekspor teh hijau Jepang, termasuk matcha, telah meningkat selama lima tahun berturut-turut, dengan tahun 2025 diperkirakan menyamai rekor tahun lalu.
Petani dan pengolah menggambarkan situasi ini sebagai kabar baik sekaligus menantang. Petani teh Satoshi Horii mengatakan, "Ini membuat saya tersenyum—ini benar-benar kabar baik." Harga daun hampir dua kali lipat dari tahun lalu, mendorong petani untuk mengalihkan lebih banyak lahan dari sencha ke tencha, daun yang digunakan untuk matcha. Namun, pengolah menghadapi keterbatasan kapasitas. "Kami tidak bisa mengejar pesanan," kata Masayuki Maruyama dari Maruyama Tea. Perusahaannya baru saja membangun fasilitas khusus matcha, tetapi sudah kesulitan memenuhi permintaan dari AS, Eropa, dan semakin banyak dari Timur Tengah. "Wajar menyebut ini sebagai gelembung matcha," kata Maruyama.
Akar tren ini terbentang puluhan tahun ke belakang. Di Nakamura Tokichi Honten yang bersejarah di Kyoto, presiden generasi ketujuh Shogo Nakamura mengenang ketika memperkenalkan manisan matcha pada akhir 1990-an. "Kami memulai dengan es krim lembut," katanya, mencatat bahwa matcha dulu dipandang sebagai minuman formal tetapi kemudian berubah menjadi suguhan sehari-hari. Meskipun hidangannya menarik wisatawan asing awal, Nakamura memberi kredit pada pemain lain yang memicu ledakan: Häagen-Dazs. Merek tersebut meluncurkan es krim "Green Tea" pada 1996, memperkenalkan rasa matcha ke khalayak lebih luas dan membuka jalan bagi demam global.
Source: TBS